Friday 4 June 2021

June 04, 2021 0

Perjalanan Dinas Bandung - Subang

Ini postingan pertama setelah sekian lama tidak menulis pada blog pribadi. Kali ini, hendak menulis mengenai ragam pengalaman perjalanan dinas yang saya lakukan selama ini. Jangan berharap lebih pada postingan sub bab baru ini karena tidak tahu alasannya mengapa saya melarang pembaca berharap lebih.


Setelah sekian lama, akhirnya saya merumput kembali, perjalanan dinas (selanjutnya saya akan menyingkat menjadi perdin) kali ini ke Kabupaten Subang, sebuah kabupaten di Tatar Pasundan yang  secara letak geografis berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Indramayu di sebelah Timur, Kabupaten Sumedang di sebelah Tenggara, Kabupaten Bandung Barat di sebelah selatan, lalu Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Karawang di sebelah barat. Sisanya bisa kamu googling sendiri dengan keyword sesuka hati untuk memudahkan pencarianmu.


Masih harus bekerja di kantor sebelum merumput guna mempersiapkan segala kelengkapan dan kebutuhan, sementara pimpinan saya sudah standby di Bandung. Dan kereta api saya pilih sebagai moda transportasi dari Jakarta ke Bandung sore hari itu. Dengan ragam alasan juga, saya yakin bahwa kereta api adalah alternatif terbaik saat itu untuk menyelesaikan pekerjaan sepanjang perjalanan. Hingga saya tersadar kalau belum pesan penginapan. Dan inilah puncak permasalahannya.


‘ddrrrttt.... drrttt’ nada dering telepon genggam saya berbunyi.

Pimpinan saya menelepon bertanya perihal penginapan saya bagaimana dan saya dipersilakan menginap di rumah beliau yang konon kata beliau jaraknya sekitar 30-45 menit dari stasiun Bandung ke lokasi.


“Gampang, bu. Nanti saya pesan penginapan saja.” Jawab saya dengan santai tanpa pikir panjang.

“Mau pesan di mana?”

“Nanti saya cari dulu, bu.”


Tak lama telepon dimatikan karena memang beliau tahu saya sedang mengerjakan apa.

Saya bergumam “mudah sekali kamu menjawab wahai Bernavitaaa…”


Tak lama setelahnya, pesan masuk melalui aplikasi yang isinya…

“Kalau menginap di hotel, usahakan cari yang di pusat kota ya, biar gampang dijemputnya dan searah dengan arah kita mau ke Subang.”


“Baik, bu.” Jawab saya


“Kalau kamu mau nginep di sini juga enggak apa-apa, Bena.”

“Saya kirim shareloc nya ya.”


“Siap, bu.”


Tanpa pikir panjang, saya mencari penginapan di pusat kota yang searah dengan perjalanan ke Subang, juga kala itu. Tangan kiri membuka peta melalui telepon genggam, sedangkan tangan kanan membuka aplikasi online travel agent untuk di cocokan dengan peta dan terpilihlah hotel yang namanya cukup familiar bagi warga Bandung. Ya, silakan menebak.


Dan hari sudah gelap, saya tiba di Bandung, tanpa pikir panjang saya mengarah ke hotel menggunakan transportasi daring. Lalu mengurus administrasi, pembayaran dan lain sebagai mana mestinya, kemudian tiba di kamar.


Semua masih tampak baik-baik saja.

Masih amat baik-baik saja.


Waktu menunjukkan tengah malam, saya bersiap diri untuk istirahat. Dan tidak lama hingga saya mendengar suara “ahhh ahhh ahhh” seperti desahan dari kamar depan sebelah kanan. Pikir saya cuma “oh okay.”

Tidur…

Tidur…

Tidur…


Kok terdengar suara tepuk pantat ya…

Oh mungkin lagi ulang tahun jadi pada tepuk tangan.

Istigfar tahap pertama.

Waw, positif thinking sekali ya.


Berusaha tidur

Tidur…

Tidur…

Alarm berbunyi /o/~


“ngik ngek ngik ngek” 

Kok terdengar suara per ranjang bergerak atau bergoyang, ya.

Istigfar tahap kedua.

Istigfar tahap tiga.

Enggan berpikir aneh-aneh, saya bersiap diri dan bergegas untuk segera dijemput pimpinan.


Selama perjalanan ke Subang, saya jadi berpikir….

“Kok gue kayak tidur di penginapan esek – esek sih, padahal hotelnya lumayan terkenal deh. Apa karena salah tempat ya.”

Mikir…

Mikir…

Mikir…

Kemudian terlelap dan tiba di Subang.

Dan inilah akhir permasalahan tanpa solusi.


Sekian cerita perjalanan dinas Bandung – Subang, sampai ketemu di perjalanan dinas lainnya.


4 Juni 2021

Bena