Friday 18 August 2017

House Of Sampoerna, Sejarah Rokok di Surabaya

Beberapa tahun silam, saya pernah kemari dengan Dita, travelmate kesayangan saya. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Surabaya lagi setelah selang beberapa bulan. Saya bukan berasal dari Surabaya, namun banyak memori bahagia yang saya dapatkan di kota Pahlawan tersebut.

Potongan memori-memori itu kembali tergambar jelas ketika saya mengulang kembali tempat dan wisata yang sama bersama Dita. Memori di mana Dita mengamuk ke saya karena ia lapar tapi kami masih berputar-putar di jalan karena menyasar, memori ketika saya lapar tapi Dita malah mengendari kendaraan seenak jidat. Memori di mana Saya dan Dita tertawa tolol karena kebodohan. Emosi, sedih, tawa, senang dan perasaan yang tidak bisa dicurahkan tergambar jelas di bibir saya ketika saya tersenyum dan tanpa sengaja rindu dengan Dita.

Hentikan memori, mari bahas yang menarik di Surabaya. Selain Tugu Pahlawan dan Museum 10 November, Surabaya punya museum kebanggaan. Salah satunya Museum rokok dari House of Sampoerna. Saya bukan perokok. Bahkan saya benci perokok. Makannya saya cari pasangan yang tidak merokok. Berbicara merokok, saya benci dengan teman saya yang menyodorkan sebatang rokok pada saya dan mengaku bahwa rokok itu bisa nyembuhin penyakit, namun yang terjadi pada saya justru sebaliknya. Tapi, enggak ada salahnya kalau saya berkunjung ke museum rokok bukan? Apalagi wangi tembakau masih dalam batas wajar ketimbang wangi tembakau yang dibakar dan menimbulkan asap.

House of Sampoerna menjadi pilihan destinasi saya untuk mencari tahu lebih banyak tentang rokok, sekaligus penasaran tentang industri rokok, serta pabrik. Kalau kamu sepaham dengan saya, bolehlah untuk berkunjung juga. Apalagi saat membuka pintu pertama kali, wangi tembakau dan cengkeh langsung menusuk ke hidung saya yang minimalis ini.

house of sampoerna

Pada halaman depan, akan terlihat 4 buah pilar bangunan seperti rokok yang berdiri gagah. Setelah masuk, mata kamu akan disuguhkan oleh koleksi pribadi berupa sepeda ontel, replika ruang kerja, dan penghargaan lainnya. Kemudian terdapat replika warung sederhana milik Liem Seeng Tee (pendiri PT. Sampoerna) dan Siem Tjiang Nio (istri). Di seberang warung terdapat berkarung-karung termbakau dan cengkeh terbaik dari berbagai daerah yang salah satunya adalah Temanggung. Tersiar kabar bahwa daerah Temanggung memang penghasil tembakau terbaik.

house of sampoerna

house of sampoerna

house of sampoerna

house of sampoerna

Berlanjut ke area selanjutnya terdapat beberapa foto-foto dari keluarga Sampoerna, juga foto siapa-siapa saja yang terlibat dalam pabrik rokok ini hingga menjadi seperti sekarang.  Ruangan berikutnya terdapat koleksi mesin cetak bungkus rokok kuno, lengkap dengan cetakan yang pernah digunakan. Selain itu, terdapat sepeda motor kuno, koleksi peralatan marching band lengkap dengan seragam.

house of sampoerna

Lanjut ke lantai 2, lantai ini penuh dengan pernak-pernik, oleh-oleh, ataupun sovenir dari House of Sampoerna yang dapat kamu beli. Namun, yang lebih unik adalah ketika saya dapat melihat pabrik rokok dari atas yang hanya disekat oleh kaca. Mungkin kalau saya datang hari kerja, saya dapat melihat karyawan pabrik sedang berjejer di meja dan membuat rokok secara manual. Meski hanya dibatasi dengan kaca, bukan berarti kamu boleh memotretnya. Di kaca tertempel dengan jelas larangan untuk memotret. Semoga saat kamu berkunjung ke sana, enggak buta, ya. Aamiin.

Tiket masuk ke Museum House of Samperna ini gratis alias enggak dipungut biaya. Jadi, kamu masih enggan datang ke museum?



Sabang 16,
18 Juli 2017
Kesayangan Kamu.

3 comments:

  1. Ini tempat keren banget ya, meskipun didatengi beberapa tahun silam, dan baru di update sekarang. Wkwkkw.

    ReplyDelete
  2. Foto di warung2 itu asyik!
    Btw udah nyoba tur busnya mbak ke kawasan kota bawah? asyik loh

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan kalau mau jadi kesayangan aku :) JANGAN PAKAI AKTIF LINK YA!
Jika ingin kasih sayang berlebih bisa ke benbenavita @ gmail . com